JAKARTA, BISNISMONDIAL – Kementerian Kelautan dan Perikanan segera membangun modeling pergaraman di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Kupang. Lokasi tersebut dipilih karena kondisi air yang baik, juga musim panas yang cukup panjang.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara, pekan lalu bersama tim teknis dari KKP dan perwakilan PT Garam meninjau sejumlah lokasi di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Kupang, yang bakal menjadi lokasi pembangunan modeling tambak garam.
Di Kabupaten Sabu Raijua, ada tiga lokasi yang dikunjungi, yaitu Desa Menia (Kecamatan Sabu Barat), Desa Bodae (Sabu Timur), dan Desa Deme (Sabu Liae). Sementara di Kabupaten Kupang, peninjauan difokuskan di Desa Bipoli dan Oetata, Kecamatan Camplong, yang telah dikelola oleh PT Garam.
“NTT memiliki iklim panas yang stabil dan cocok untuk produksi garam. Kondisinya mirip dengan kawasan Dampier di Australia Barat. Ini membuat NTT sangat potensial untuk menjadi lokasi modeling tambak garam dengan target produktivitas 200 ton per hektare,” ujar Koswara dalam lama resmi KKP, pekan lalu.
Selain potensi alam, aspek sosial-budaya, kejelasan status lahan dan kesiapan infrastruktur, juga menjadi pertimbangan penting dalam menentukan kelayakan pengembangan lahan garam terintegrasi di Nusa Tenggara Timur.
Peninjauan ini merupakan awal dari langkah konkret KKP dalam membangun model ekstensifikasi tambak garam di wilayah-wilayah strategis agar mampu memenuhi target kebutuhan nasional. Hasil peninjauan ini akan melengkapi analisis dan evaluasi KKP dalam menentukan lokasi pembangunan modeling garam dengan skema ekstensifikasi.
Terkait potensi garam, sejak awal menjabat sebagai Gubernur NTT, Melki Laka Lena sudah melirik potensi garam tersebut. Selain kabar beredar ada pengembangan garam senilai Rp 4,2 triliun dari pemerintah, sebenarnya ada juga pihak swasta yang sudah melakukan penjajakan. Salah satunya dari investor India dalam bendera Dev Salt Pvt Ltd (DSPL).
Informasi yang diperoleh BisnisMondial akhir pekan lalu menyebutkan perwakilan investor tersebut sudah bertemu dengan Gubernur NTT pada awal Maret lalu di Kupang melalui Konsul Jenderal RI di Mumbai periode 2019–2023, Agus Saptono, bersama Kuswadi Saibun selaku perwakilan investor India tersebut. Usai pertemuan tersebut, belum diketahui lagi perkembangannya. Keterlibatan semua pihak, terutama investor dalam pengembangan garam di NTT sangat diperlukan.. [BM/SP]