JAKARTA, BISNISMONDIAL – Kenaikan harga kedelai impor mulai memberatkan para pengusaha tahu dan tempe. Harga kedelai yang sebelumnya Rp 8.000 per kilogram (kg) kini tembus Rp 10.000. Hal ini dikeluhkan sebagian besar pedagang dan produsen terkait kenaikan harga kedelai impor. Sejumlah pedagang tahu dan tempe mencari alternatif dengan memperkecil ukuran untuk memenuhi biaya produksi.
Pemerintah pun mencari berbagai upaya untuk mengantisipasinya. Salah satunya dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyiapkan 10 ribu bibit kedelai unggul guna meningkatkan produksi nasional. Hal itu dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri.
“Kita mulai uji coba ini tahun, kalau berhasil kita lanjutkan. Kami minta kemarin, bukan uji-coba sih, 10 ribu (bibit), tapi dikawal,” kata Mentan Amran, saat ditemui di sela Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian secara daring dan luring di Jakarta, Sabtu (26/7/2025).
Mentan menyampaikan hal itu ketika dikonfirmasi mengenai pemberitaan pengusaha tempe menyiasati dampak kenaikan harga kedelai impor asal Amerika Serikat (AS) dengan memperkecil ukuran tempe. Mentan mengatakan program itu bukan sekadar uji coba, melainkan harus menghasilkan produktivitas tinggi, minimal mencapai tiga ton per hektare untuk memastikan keberhasilan skala nasional.
Amran menekankan proyek itu akan dikawal ketat dengan sistem baru dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan penggunaan benih unggul demi mempercepat peningkatan produksi komoditas kedelai nasional.
Dia mengaku dalam 100 hari pertamanya menjadi Menteri Pertanian, dia lebih fokus menangani krisis jagung dan beras, namun kini bersiap serius mempercepat pengembangan kedelai serta komoditas strategis lain seperti gandum.
Diharapkan, program pengembangan kedelai itu menjadi gerakan massal apabila hasil panen dari 10 ribu bibit tersebut menunjukkan keberhasilan, sehingga ketergantungan impor kedelai bisa ditekan secara bertahap.
Meskipun lokasi pengembangan 10 ribu bibit kedelai belum dirinci, Mentan memastikan bahwa seluruh program akan dijalankan dengan pengawasan ketat demi memastikan target produksi tercapai secara maksimal.
Berdasarkan data dari Panel Harga Badan Pangan Nasional di lansir di Jakarta, Minggu (27/4/2025) pukul 02.49 WIB, rata-rata harga kedelai biji kering impor secara nasional di tingkat konsumen mencapai Rp10.773 per kilogram per 26 April 2026. Angka itu tak jauh beda dari harga di hari sebelumnya atau tepat pada 25 April tercatat Rp10.766 per kg. [Ant/KP/BM]