SIMALUNGUN, BISNISMONDIAL – Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) memberikan sejumlah pengetahuan dan cara pengendalain ganoderma kepada para petani sawit. Kegiatan yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) ini dirangkai dalam Safari Ganoderma 4 pada Rabu dan Kamis (9-10/7/2025) di dua lokasi perkebunan sawit rakyat di Sumatera Utara (Sumut). Hari pertama di Desa Bangun Purba, Kecamatan Kota Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai dan Hari kedua di Nagori Jawa Baru, Kecamatan Hutabayuraja. Kabupaten Simalungun.
Ketua MAKSI Darmono Taniwiryono menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi seharusnya dilakukan sejak awal merebaknya serangan ganoderma. Saat ini serangan di Sumut sudah bersifat endemik. Biaya pengendaliannya menjadi sangat besar sehingga sulit diatasi petani sendiri.
“Apalagi harus menggunakan alat berat untuk membantu petani menghancurkan sumber inokulum ganoderma di lapangan. Di daerah endemik Ganoderma, yang sakit tidak terbatas pada tanamannya, tetapi juga lahannya. Lahan yang sakit ditanami dengan tanaman baru dan unggul, dapat dipastikan tidak lama kemudian tertular ganoderma,” ujar Darmono kepada para petani.
Untuk itu, pertama-tama yang harus dilakukan adalah penyehatan lahan dengan alat berat. Kalau tidak dilakukan pembongkaran lahan maka serangan ganoderma akan semakin parah sampai titik di mana lahan-lahan di Sumatera tidak layak lagi ditanami sawit. Bantuan pembiyaan perlu diberikan pemerintah dari dana sawit.
Dia menegaskan bahwa kesuksesan program peremajaan sawit rakyat tidak bisa hanya diukur dari jumlah penanaman bibit unggul. Namun, keberhasilannya saat bertahan menghadapi serangan kumbang tanduk dalam lima tahun pertama dan terpaan ganoderma pada tahun-tahun berikutnya.
“Jangan sampai petani meratapi nasibnya ketika sepuluh tahun kemudaian hasil peremajaannya hancur,” ujarnya.
Kegiatan Safari Ganoderma diikuti ratusan petani dengan antusias berdiskusi terkait pengenalan dan pengendalian ganoderma. Para petani juga memahami upaya menyehatkan kembali tanaman kelapa sawit yang sudah meluruh karena serangan ganoderma.
Dalam demo pengendalian ganoderma secara terpadu dilakukan di kebun milik salah seorang petani dengan melibatkan 3 komponen yakni root prunning for root rejuvenation dan aplikasi tichoderma pemantik Induced Systemic Resitance (ISR) yang juga berperan sebagai biofertilizer. Kemudian aplikai bahan organik tankos yang sudah terkomposkan.
Adapun root prunning dilakukan dengan membuat parit melingkar ditepi piringan minimal sedalam 30 cm selebar cangkul. Semakin dalam semakin bagus karena akan banyak akar yang diremajakan. Sasaran aplikasinya pada tanaman yang tajuknya sudah meluruh dan ukuran pelepah daun dewasa relatif kecil. Selanjutnya ada pengamatan dalam dua bulan, tiga bulan, dan 12 bulan. Waktu pengamatan untuk melihat pembentukan akar serabut, cek kesehatan tajuk dan pengecekan perkembangan buah.
Dalam sambutannya, Perwakilan dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kecamatan Hutabayu Raja menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya Safari Ganoderma. Sekaligus mengucapkan terima kasih atas fasilitasi pendanaan dari BPDP kepada Tim MAKSI yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan kepada petani sawit. Acara tersebut diharapkan bisa dilakukan di tingkat kecamatan sehingga lebih banyak lagi petani yang memahami pengendalian ganoderma. [PR/KP]